Ulasan Yang Terdapat Di Film IP-Man 4 The Finale

Ulasan Yang Terdapat Di Film IP-Man 4 The Finale – Seri terakhir dari Ip Man saga akhirnya tayang di layar lebar. Ip Man 4: The Finale, mulai tayang pekan ini di bioskop. Sesuai judulnya, Ip Man 4: The Finale menjadi akhir dari perjalanan dan petualangan Master Ip Man (Donnie Yen). Yang menjadi dasar cerita dari film ini adalah kondisi kesehatan Master Ip Man dan konflik yang muncul setelah itu.

Konflik dalam film ini sendiri dibuat tidak terlalu rumit dan cakupannya tidak begitu luas. Konflik yang digambarkan adalah konflik personal antara Master Ip Man dan beberapa karakter yang ada di film. Film yang diperankan oleh aktor Donnie Yen ini kembali dipercaya untuk memerankan Ip Man, jagoan wing chun dari Tiongkok yang juga merupakan guru dari aktor laga Bruce Lee. Film tersebut kini sudah rilis di berbagai bioskop di Indonesia. idn slot online

Hadirnya karakter baru di film ini juga ikut menambah konflik baru yang pada akhirnya bersinggungan dengan keadaan yang harus dihadapi oleh Master Ip Man. idn slot online

Setting tempat juga kali ini tak banyak menggunakan lokasi di China, melainkan sebagian besar setting tempat di film ini diceritakan di Amerika Serikat.

Perjalanan Master Ip Man ke Amerika Serikat sendiri diawali dengan permintaan sang murid, yang tak lain dan tak bukan adalah Bruce Lee. www.mrchensjackson.com

Ulasan Film IP-Man 4 The Finale

Hadirnya Bruce Lee (yang diperankan oleh Danny Chan Kwok-kwan) tak hanya menjadi plot device dalam film ini, tetapi sekaligus menjadi sajian yang sangat menghibur. Meski hanya mendapatkan screen time yang sedikit, hadirnya Bruce Lee dieksekusi dengan baik sehingga menjadi nilai plus dari film ini.

Selain Bruce Lee, karakter lain yang cukup menonjol sebagai plot device adalah Yonah (Vanda Margraf), selain menambah keindahan visual dengan wajah cantiknya, karakter Yonah juga mudah untuk disukai oleh penonton.

Humor dalam film ini juga disajikan dengan porsi yang pas dan hadir di waktu yang tepat. Sayangnya, kesedihan di akhir film kurang disampaikan dengan baik sehingga fondasi di awal menjadi kurang terasa ketika mendekati ending.

Ulasan Film IP-Man 4 The Finale

Overall, Ip Man 4: The Finale sangat cocok disaksikan di akhir tahun 2019 ini karena menyajikan cerita yang konfliknya cukup lengkap elemennya.

Franchise film ‘Ip Man’ bermula sejak 2008. ‘Ip Man 4: The Finale’ sendiri adalah film terakhir yang mengangkat kisah hidup sang legenda bernama asli Yip Ka-man itu.

Di sisi lain, ‘Ip Man 4: The Finale’ akan menjadi film laga terakhir dari Donnie Yen. Telah berusia 56 tahun, Yen ingin pensiun dari film laga yang mengharuskannya mempraktikkan adegan-adegan berat dan berbahaya.

Disutradarai oleh Wilson Yip dari naskah karya Hiroshi Fukazawa dan Edmond Wong, film bercerita tentang kehidupan Ip Man (Donnie Yen) di masa tua. Ia beranjak dari Hong Kong ke Amerika Serikat untuk memenuhi undangan dari sang murid, Bruce Lee (Danny Chan Kwok-kwan), sekaligus mencari sekolah bagi anaknya yang pembangkang, Ching (Ye He).

Ketika sampai di Amerika Serikat, Ip Man justru dikejutkan dengan sikap masyarakat kulit putih yang sangat rasis dan jahat terhadap kaum Tionghoa. Ahli tai chi, Master Wan (Wu Yue), juga membenci sikap Ip Man yang membiarkan Bruce Lee mengajarkan seni bela diri Tionghoa pada orang-orang kulit putih.

Di sisi lain, Master Wan adalah kepala dari Chinese Benevolent Association. Meski dongkol, mau tidak mau Ip Man harus mendapatkan rekomendasi dari Wan jika sang anak ingin bersekolah di Amerika Serikat.

Tidak hanya masalah antara dua jagoan kung fu yang saling bertolak belakang mengenai prinsip penyebaran budaya Tionghoa, hadir pula dua pelatih Angkatan Laut Amerika Serikat yang rasis, Geddes (Scott Adkins) dan Collin (Chris Collins). Geddes dan Collin yang sangat menyukai karate tidak senang ketika salah satu pelatih, Hartman (Vanness Wu), berupaya memasukkan unsur bela diri Tionghoa ke dalam kurikulum.

Bagaimana cara Ip Man menyelesaikan semua masalah itu? Masih bisa kah Ip Man bertarung di usia yang sudah senja? Akankah ada jalan keluar yang baik bagi semua pihak?

Untuk mengetahui hal-hal itu, silakan tonton ‘Ip Man 4: The Finale’. Pastinya, film ini cocok bagi mereka yang rindu melihat aksi keren Donnie Yen di film-film laga berunsur budaya Tionghoa.

Melalui ‘Ip Man 4: The Finale’, sutradara Wilson Yip berhasil membuktikan bahwa dirinya mampu membuat film laga yang keren. Ia mampu membuat tokoh Ip Man yang kala itu diceritakan telah berusia 71 tahun nampak sangat jago dalam melakukan seni bela diri wing chun.

Film juga menawarkan pertarungan antara wing chun dengan disiplin bela diri lain, yaini tai chi dan karate. Semua pecinta film action tentu akan merasa senang melihat gerak bela diri yang sangat beragam di dalam film.

Yip juga tidak memberi porsi yang berlebihan pada sosok Bruce Lee. Ia tetap fokus menceritakan kisah hidup Ip Man dan hanya beberapa kali menghadirkan Lee di layar.

Dari segi aktor, Donnie Yen sukses memerankan tokoh Ip Man. Film ini benar-benar mengukuhkan satu fakta bahwa memang tidak ada aktor berdarah Tionghoa lain yang cocok untuk memerankan Ip selain Yen.

Scott Adkins juga sukses berperan sebagai tokoh antagonis utama di film ini. Melalui ‘Ip Man 4: The Finale’, Adkins memamerkan kepiawaian bela dirinya pada dunia.

Namun, Wilson Yip tetap melakukan kesalahan yang sama seperti film ‘Ip Man’ (2008). Ia terlalu banyak memasukkan sub-tema yang terasa kurang penting dan justru mengganggu tema utama dalam film, yakni perbedaan perspektif mengenai persebaran budaya Tionghoa.

Memang sub-tema itu memberi pesan moral yang lebih pada penonton. Namun, pada akhirnya, tidak terbangun narasi yang baik dan film pada akhirnya agak sukar untuk mengikuti jalan cerita yang sudah ada.

Kesimpulannya, ‘Ip Man 4: The Finale’ akan sangat seru untuk disaksikan oleh pecinta film-film laga yang mengangkat budaya Tionghoa. Akting para aktor pun tergolong keren dan hampir semua adegan laga yang tersaji terasa seru serta menegangkan.

Namun, narasi dalam film terasa kurang baik, karena sub-tema yang terlalu banyak. Alhasil, film terasa agak membingungkan dan mungkin, membosankan bagi mereka yang mengutamakan alur cerita ketimbang adegan laga.

– Alur Cerita

Jin, putra tunggal IP Man kembali berulah di sekolahnya. Dan ini memaksa pihak sekolah mengeluarkan Jin. Mau tidak mau, Ip Man sebagai orang tua harus mencarikan sekolah baru untuk Jin. Sebuah momen mendorong Ip Man untuk pergi ke Amerika untuk mencari calon swaka baru untuk Jin.

Seperti kebanyakan anak muda, Jin punya kemauan sendiri yang membuat Ip Man dilema. Dalam kunjungannya ke Amerika, Ip Man malah dihadapkan dengan masalah yang melibatkan Bruce Lee (Kwok-Kwan Chan), salah satu muridnya yang dianggap melakukan kesalahan fatal terhadap asosiasi warga cina di Amerika.

Permasalahan ternyata merambat ke hal yang lebih pelik. Asosiasi masyarakat cina di Amerika ternyata mendapat penindasan yang akhirnya memaksa Ip Man harus turun tangan.